Senin, 14 April 2014

Bersedekah Dengan Sesuatu Yang Sedikit





عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا سَأَلَتِ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ شَىْءٍ مِنْ أَمْرِ الصَّدَقَةِ فَذَكَرَتْ شَيْئاً قَلِيلاً فَقَالَ لَهَا النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « أَعْطِى وَلاَ تُوعِى فَيُوعَى عَلَيْكِ

“Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha, bahwasanya beliau bertanya kepada Rasulullah mengenai sesuatu yang berkaitan dengan urusan sedekah. Beliau menyebutkan sesuatu yang sedikit? Rasulullah bersabda kepadanya, “Memberilah, janganlah kikir nanti Allah tidak memberi kepadamu.”

Takhrij Hadits:

Minggu, 13 April 2014

Memperbaiki Hati




Di antara perkara paling penting yang bisa memperbaiki hati adalah;

  1. Mujahadah

Manusia perlu selalu melakukan mujahadah dan mukabadah (bersusah payah) secara terus menerus. Ibnu Munkadir yang termasuk ulama tabi’in berkata, “Aku bersusah payah menundukkan nafsuku selama 40 tahun baru bisa istiqamah.” (Nuzhatul Fudhala’, hal. 607)
Berkaitan dengan masalah ubudiah (penghambaan) beliau melakukan sesuatu yang mengagumkan, beliau berkata, “Sesungguhnya saya memasuki malam kemudian berkhalwat dengan menghabiskan seluruh malam ssampai semuanya tidak terasa.”
Apa maksud perkataan ini? Maksudnya apabila malam telah tiba, saya segera shalat dan berkhalwat dengan Tuhanku. Malam tidak berlalu kecuali semua waktunya saya manfaatkan dan habiskan untuk beribadah sampai tidak merasakannya. Saya belum mendapatkan apa yang saya inginkan dari panjangnya munajat. Malam sangat pendek dalam pandangannya karena keterlenaannya dan kerinduannya di dalamnya.”

Sabtu, 11 Januari 2014

Kaedah ke-2: Yang Dinilai Adalah Keumuman Lafaz Bukan Kekhususan Sebab




Kaedah ini sangat bermanfaat sekali. Dengan memperhatikan kaedah ini seorang akan mendapatkan ilmu dan kebaikan yang banyak. Sebaliknya dengan tidak memperdulikannya akan terluput dari ilmu yang banyak, sehingga akan terjerumus kepada kesalahan dan bahaya.
Kaedah ini telah disepakati oleh para pengkaji dari ulama usul dan lainnya. Barangsiapa mempedomani kaedah ini dengan sebenarnya, maka akan mengetahui bahwa perkataan seorang ulama tafsir mengenai asbabun nuzul (sebab diturunkannya ayat), adalah sekedar contoh untuk menjelaskan lafaz dan bukan makna lafaz. Makna ayat tersebut juga bukan sebatas itu. Perkataan mereka, “Ayat ini diturunkan mengenai ini dan ini…” Maksudnya ini adalah di antara yang terkandung di dalamnya dan termasuk yang dimaksudkan olehnya. Sesungguhnya Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi umat sejak awal hingga akhir, di mana saja dan dalam keadaan apa saja. 

Jumat, 10 Januari 2014

Kaedah ke-1: Metode Mengkaji Tafsir




Al-Qawa’idul Hisan li Tafsir Al-Qur’an
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di
(Semoga Allah merahmatinya dengan rahmat yang luas).

Sesungguhnya segala puji adalah milik Allah, kami memuji dan memohon pertolongan kepada-Nya, meminta petunjuk-Nya dan mengharapkan ampunan-Nya serta bertaubat kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan perbuatan kami. Barangsiapa diberikan hidayah oleh Allah, maka tidak ada orang yang bisa menyesatkannya. Dan siapa yang telah disesatkan oleh Allah, maka tidak ada seorang yang bisa memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah kecuali Allah Yang Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Semoga shalawat Allah tercurahkan kepada Rasulullah, kepada keluarga dan semua sahabatnya.
Amma ba’du:
Berikut ini adalah usul dan kaedah dalam menafsirkan Al-Qur’an, yang sangat tinggi kedudukannya dan sangat besar manfaatnya. Ia dapat membantu para pembaca dan pengkajinya dalam memahami Kalamullah dan dalam menjadikannya sebagai petunjuk. Apa yang diberitahukan mengenai Al-Qur’an lebih mulia dari sifatnya. Ia membuka jalan bagi seorang hamba untuk mengetahui metodologi tafsir dan bagaimana cara memahami Kalamullah, yang dapat mencukupi dari semua kitab-kitab Tafsir yang tidak memiliki pembahasan bermanfaat seperti ini.

PENGOBATAN RUHANI DAN KEJIWAAN MENURUT AL QUR'AN DAN AS SUNNAH


 Kesurupan dan Sihir
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman lewat lisan Nabi Ibrahim 'alaihis salam
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ (80)
Dan apabila aku sakit.Dialah Yang menyembuhkan aku.” (Asy-Syu'araa': 80)

Pengobatan apapun bentuknya, hendaknya diminta dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan jujur. Dia akan memberikannya kapan Dia kehendaki dan lewat tangan hamba-hambaNya yang diinginkanNya. Inilah dunia sebab (ikhtiar), yang kita tidak mengetahui apa yang terjadi di atasnya, kecuali apa yang telah diberitahukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita.

Kamis, 09 Januari 2014

Menjadi Muslimah Ideal




Sebab itu maka Wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) .(QS. An-Nisa’(4):34).
Dalam ayat ini setidaknya ada tiga karakteristik utama wanita muslimah yang ditampilkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, di antaranya sebagai berikut; 

Dokumentasi Pembangunan PONPES Abu Darda'

Lokasi Pembangunan Pondok Pesantren Abu Darda’


Dr. Tgh. Nurul Mukhlisin Asyrafuddin, Lc., M.Ag di lokasi pembangunan pondok pesantren yang sedang berlangsung

Kondisi Pembangunan pondok terkini